PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat
perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal
yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.
Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus
menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan.
Pendidikan
yang mampu mendukung pembangunan dimasa mendatang adalah pendidikan yang mampu
mengembangkan potensi peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu
menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pendidikan harus
menyentuh potensi nurani maupun potensi kompetensi peserta didik. Konsep
pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika seseorang harus memasuki
kehidupan di masyarakat dan dunia kerja, karena yang bersangkutan harus mampu
menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk menghadapi problema yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
Matematika
berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan
menggunakan rumus Matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
melalui materi aljabar, geometri, logika Matematika, peluang dan statistika.
Matematika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan
melalui model Matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan Matematika,
diagram, grafik atau table (Depdiknas, 2003; 6)
Dalam
Pendidikan Nasional berorientasi pada peningkatan aspek kwalitas atau mutu
pendidikan dengan sasaran utama untuk mengembangkan sumber daya manusia
Indonesia yang siap menjadi tulang punggung pembangunan pada masa yang akan
datang. Hal ini telah dilakukan terus menerus dalam bidang pendidikan dengan
memperbaharui Kurikulum pendidikan disesuaikan dengan tuntutan segala kemajuan
teknologi yang serba modern saat ini. Peran guru sangat diharapkan untuk
menjawab segala tantangan peningkatan mutu pendidikan, karena guru sebagai penyelenggara pendidikan yang
terlibat langsung berinteraksi dengan peserta didik. Guru harus mampu menerapkan berbagai media
pembelajaran agar peserta didik dapat
menguasai kompetensi yang harus dicapai
setiap mata pelajaran Matematika.
Tugas
guru bukan hanya mengajar tetapi lebih dari itu yaitu menghantarkan peserta
didik menjadi manusia dewasa, yang
cerdas, berbudi pekerti, luhur, terampil dan mandiri dalam kehidupan di
masyarakat dengan segala situasi dan kondisi.
Keprofesionalan
guru sangat berperan menentukan keberhasilan peserta didiknya dalam proses
belajar mengajar dengan segala situasi dan kondisi terutama keadaan peserta
didik dengan latar belakang yang
berbeda. Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan
oleh penguasaan materi pelajaran oleh peserta didik . Tingkat penguasaan
peserta didik terhadap materi pelajaran
matematika dinyatakan dengan nilai. Rendahnya penguasaan materi pelajaran
peserta didik menjadi dasar utama
penulis untuk mengelola pembelajaran agar lebih baik dan peserta didik dapat berhasil di dalam menguasai materi pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar yang
diharapkan.
Berdasarkan
pengalaman di kelas penulis melihat
hasil tes formatif mata pelajaran Matematika tentang kemampuan dan keterampilan
siswa dalam menghitung pecahan biasa dan campuran dengan menggunakan media
manik-manik di Kelas V MI Tamrinussibyan
dari 32 peserta didik, hanya 11 peserta didik yang memperoleh nilai lebih dari kreteria
ketuntasan minimum yang telah ditetapkan yaitu 70 dengan tingkat ketuntasan
34,4 % ketika pembelajaran berlangsung peserta didik sangat kurang berminat dan bersikap masa
bodoh dalam menerima pembelajaran tersebut, jarang dan hampir tidak pernah mau
untuk menjawab pertanyaan guru, peserta didik
merasa abstrak dalam menerima konsep pembelajaran. Penulis melihat
kenyataan seperti itu segera mengambil langkah ingin segera memperbaiki hasil
pembelajaran tersebut.
Karena
pola pembelajaran yang peneliti lakukan selama ini tidak pernah menggunakan
metode latihan dan demonstrasi yang tepat dan bervariasi. Metode yang sering digunakan
adalah metode ceramah tanpa adanya drill dan latihan sebagai untuk latihan
membiasakan peserta didik untuk mencoba menjawab atau menghadapi soal yang
bervariasi. Sehingga peserta didik
kurang aktif dan kurang latihan sehingga pengalaman dalam menghadapi
soal atau evaluasi yang mengalami pengembangan sedikit saja peserta didik sudah tidak dapat menyelesaikannya.
Sekolah
MI Tamrinussibyan berada di sebuah desa
yang bermasyarakat petani, buruh pabrik dan kaum wirasasta. Perhatian orangtua
yang kurang memperhatikan perkembangan belajar anak-anaknya sehingga menjadikan kegiatan pembelajaran tidak dapat
berjalan dengan efektif dan efisien. Perubahan dan pembaharuan kurikulum
pembelajaran, membutuhkan konsekwensi sarana pembelajaran terutama buku pelajaran
yang relevan dengan kurikulum pembelajaran, sekolah mengalami kesulitan untuk
pengadaan buku-buku pelajaran sehingga sekolah hanya mengandalkan droping dari
instansi terkait saja. Untuk itu pengajar dengan sekuat tenaga dan pikirannya
untuk selalu memberikan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan
menggunakan variasi pembelajaran seperti penerapan metode latihan dan
demonstrasi guna meningkatkan keterampilan siswa dalam kemampuan dan
keterampilan siswa dalam menghitung pecahan biasa dan campuran dengan
menggunakan media manik-manik.
Dari
berbagai masalah di atas yang telah peneliti kemukakan hanya masalah rendahnya
prestasi peserta didik dan kesalahan
pola pembelajaran yang dapat penulis tangani sebagai tugas profesinal guru.
Karena guru kelas langsung berinteraksi kepada peserta didik dalam setiap pembelajaran.
Hasil
anlisis butir soal tes diketahui bahwa
mata pelajaran Matematika tentang Kemampuan dan keterampilan siswa dalam
menghitung pecahan biasa dan campuran dengan menggunakan media manik-manik pada
peserta didik Kelas V Semester II
tingkat ketuntasannya 34,4 %, keterampilan siswa dalam menerima konsep
pembelajaran masih sangat rendah, minat untuk mengikuti pembelajaran kurang,
sehingga daya serap peserta didik
terhadap pembelajaran Matematika tersebut masih di bawah standar
ketuntasan belajar. Hal ini menjadi perhatian peneliti untuk segera diperbaiki
dengan penerapan metode latihan dan demonstrasi untuk meyampaikan konsep
Kemampuan dan keterampilan siswa dalam menghitung pecahan biasa dan campuran
dengan menggunakan media manik-manik kepada peserta didik .
Untuk
meningkatkan penguasaan materi pembelajaran tersebut, penulis melakukan
perbaikan pembelajaran melalui PTK
(Penelitian Tindakan Kelas). Laporan ini disusun berdasarkan catatan yang
dibuat ketika merancang kegiatan perbaikan serta selama pelaksanaan dan
observasi, diskusi pelaksanaan perbaikan
pembelajaran tersebut penulis lakukan dalam tiga siklus PTK. Maka
berkenaan dengan itu laporan ini memuat tentang pendahuluan, perencanaan dan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran, temuan atau hasil yang diperoleh serta
kesimpulan dan saran.
A.
Identifikasi Masalah
Dari
pembelajaran yang berlangsung mata pelajaran Matematika tentang Kemampuan dan
keterampilan siswa dalam menghitung pecahan biasa dan campuran dengan
menggunakan media manik-manik, Kelas V hanya 11 peserta didik yang mendapat
nilai lebih dari 70
dengan jumlah peserta didik 32 dengan
ketuntasan belajar 34,4 %. Setelah berdiskusi
dengan teman sejawat selaku pengamat dalam pelaksanaan pembelajaran dapat
terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu :
1.
Minat
peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran sangat kurang.
2.
Rendahnya
tingkat penguasaan materi peserta didik
terhadap materi pembelajaran.
3.
Alat
peraga yang digunakan dalam pembelajaran kurang menarik
4.
Keberanian
peserta didik dalam menjawab pertanyaan
kurang
5.
Guru
tidak memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya
6.
Penerapan
metode atau strategi pembelajaran yang kurang pas atau tidak tepat.
B.
Perumusan Masalah
Dari diskusi dengan teman sejawat
dan meminta bantuan kepada supervisor dari identifikasi masalah tersebut yang
menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah “Bagaimana penerapan metode latihan
dan demonstrasi dalam
meningkatkan keterampilan siswa dalam
materi pembelajaran Matematika tentang Kemampuan dan keterampilan siswa dalam
menghitung pecahan biasa dan campuran dengan menggunakan media manik-manik di
Kelas V MI Tamrinussibyan Karangrandu Pecangaan Jepara ?”
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
metode latihan dan demonstrasi
dalam meningkatkan keterampilan siswa dalam materi pembelajaran Matematika
tentang Kemampuan dan keterampilan siswa dalam menghitung pecahan biasa dan
campuran dengan menggunakan media manik-manik di Kelas V MI Tamrinussibyan Karangrandu Pecangaan Jepara.
D.
Hipotesis Tindakan
Diduga dengan menerapkan penerapan metode
latihan dan demonstrasi
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam materi
pembelajaran Matematika tentang Kemampuan dan keterampilan siswa dalam
menghitung pecahan biasa dan campuran dengan menggunakan media manik-manik di
Kelas V MI Tamrinussibyan Karangrandu Pecangaan Jepara.
E.
Manfaat Hasil Penelitian
1.
Bagi Guru
Sebagai
acuan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan peran serta peserta
didik agar dapat menguasai konsep
pembelajaran sesuai kompetensi yang diharapkan. Dapat diangkat sebagai bahan
kajian diskusi teman sejawat dan KKG.
2.
Bagi Peserta didik
Dapat meningkatkan
pengetahuan, minat, sikap, motivasi dalam mengikuti pembelajaran, sehingga
peserta didik dapat menguasai konsep
materi pembelajaran dengan baik sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai
oleh peserta didik .
3.
Bagi Sekolah
Dapat
meningkatkan mutu pendidikan dan memperbaiki citra sekolah sebagai sekolah yang
terakreditasi baik di masyarakat. Sebagai SD inti merupakan inovasi baru untuk
diimbas oleh SD gugus agar dapat dikembangkan dan ditindak lanjuti sebagai
perwujudan kerjasama.
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Prestasi
Belajar Matematika
1.
Prestasi Belajar Matematika
Dalam proses belajar, pentingnya tekanan
pada kemampuan peserta didik dalam berikir intensif dan analitik akan
mencerdaskan peserta didik membuat pediksi dan terampil dalam menemukan pola (pattern) dan hubungan / keterkaitan (relations). Pembaharuan dalam proses
belajar ini, dari proses drill dan practice ke proses bermakna, dan
dilanjutkan proses berpikir intuitif dan analitik, merupakan usaha luar biasa
untuk selalu meningkatkan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia.
Gerakan matematika modern pada
tahun 1950-1960 menekankan perlunya “makna (meaning)”
terutama dari sudut pandang materi (subject
masser), yaitu pemusatan perhatian pada pemahaman (understanding). Struktur atau system formal matematika lebih
diutamakan untuk dipahami dari pola latihan, pengerjaan, dan keterampilan
komputasional, dengan harapan peserta didik lebih mudah dan mampu menggunakan
matematika pada situasi yang beragam.
Prestasi
belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Sedangkan pendapat lain mengartikan prestasi adalah hasil belajar yang
dicapai peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan tugas serta aktivitas
pembelajaran di sekolah.
Sardiman mengartikan belajar merupakan
perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan membaca,
mengamati dan mendengarkan serta meniru dan sebagainya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan
prestasi belajar adalah hasil belajar
yang dicapai peserta didik ketika mengikuti dan mengerjakan tugas serta
aktivitas pembelajaran di sekolah.
2. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari dua faktor yaitu “faktor yang
berasal dari luar diri si
pelajar dan faktor
yang berasal dari dalam diri
si pelajar” .
Faktor yag
berasal dari luar diri
si pelajar ini meliputi
faktor non sosial dan
faktor sosial.
a. Faktor Non
Sosial dalam belajar meliputi keadaan
udara, cuaca, waktu tempat dan lain-lain.
b. Faktor Sosial dalam belajar
yaitu faktor manusia baik
manusia itu hadir atau tidak (kehadiran para
siswa dan guru).
Sedangkan faktor
yang berasal dari dalam diri
sipelajar adalah meliputi faktor
fisiologis dan faktor
psikologis.
a. Faktor Fisiologis
dalam belajar adalah keadaan
jasmani pelajar dalam
melakukana aktifitas belajar hal
ini berhubungan dengan tersedianya
alat-alat belajar,
kelengkapan alat-alat panca
indera seseorang, tempat ruang belajar dan sebagainya.
b. Faktor Psikologis dalam belajar
meliputi psikis atau jiwa yang
dimilki oleh masing-masing siswa, seperti ; bakat, minat,
motivasi, IQ, kecerdasan dan sebagainya.
Purwanto
membagi faktor-faktor yang mempengaruhi
Proses dan prestasi belajar kedalam dua
bagian yaitu: Faktor Luar (eksternal) dan Faktor
Dalam (internal).
Faktor eksternal
ini terbagi kedalam dua golongan,
yakni lingkungan yang terdiri dari lingkungan
(alam dan sosial), dan Instrumental (kurikulum, bahan pelajaran,
guru atau pengajar, sarana dan pra
sarana serta administrasi / manajemen).
Sedangkan faktor
internal ini terbagi dalam dua
golongan yaitu fisiologis
(kondisi fisik dan
kondisi panca indra), dan
faktor psikologis yang terdiri
atas minat, bakat kecerdasan motivasi,
dan kemampuan kognitif.
B.
Pengertian Menghitung Pecahan Biasa dan Campuran
Setelah guru mengetahui
urutan materi penjumlahan pecahan dengan menyimak SK dan KD
dari SI, maka selanjutnya Anda harus
memperhatikan materi prasyarat yang melandasi
pembelajaran penjumlahan
pecahan tersebut. Untuk kelas
V materi prasyarat yang harus disiapkan
dan dipahami siswa.
Kata
pecahan berarti bagian dari keseluruhan
yang berukuran sama berasal
dari bahasa Latin fractio yang berarti
memecah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil. Sebuah pecahan mempunyai 2 bagian
yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya
dipisahkan oleh garis lurus dan bukan miring
(/).
Contoh
1 , 2 , dan seterusnya.
2 3
Pecahan
biasa dapat digunakan untuk menyatakan
makna dari setiap bagian dari yang utuh. Apabila kakak mempunyai sebuah apel yang akan dimakan berempat dengan temannya, maka apel tersebut
harus dipotong-potong menjadi 4 bagian yang
sama. Sehingga masing-masing anak akan
memperoleh 1
bagian dari apel tersebut.
Dalam lambang bilangan
1/4 (dibaca seperempat atau
satu perempat), "4" menunjukkan
banyaknya bagian-bagian yang sama dari suatu keseluruhan
atau utuh dan disebut
"penyebut". Sedangkan
"1" menunjukkan banyaknya bagian yang
menjadi perhatian atau digunakan atau
diambil dari keseluruhan pada saat
tertentu dan disebut pembilang.
Peragaan
selanjutnya dapat menggunakan blok pecahan
yang berbentuk lingkaran. Blok
pecahan ini sangat bermanfaat bagi siswa sebagai
pengganti dari benda-benda
aslinya, dan dapat digunakan untuk memperagakan konsep pecahan, pecahan
senilai, penjumlahan dan
pengurangan pecahan.
Peraga
selanjutnya dapat berupa daerah‐daerah
bangun datar beraturan yang diarsir
misalnya persegi, persegipanjang, atau lingkaran
yang akan sangat membantu dalam
memperagakan konsep pecahan.
Pecahan ½ dibaca setengah
atau satu per dua atau seperdua. ″1″
disebut pembilang merupakan bagian pengambilan
atau 1 bagian yang diperhatikan dari
keseluruhan bagian yang sama. ″2″
disebut penyebut merupakan
2 bagian atau potongan yang sama dari
keseluruhan. Peragaan
di atas dapat dilanjutkan untuk pecahan 1/4 an, 2/8. an dan seterusnya.
Selain
mengarsir kertas yang berbentuk bangun datar,
peragaan dapat pula menggunakan pita atau
tongkat yang dipotong dan diartikan sebagai
pendekatan pengukuran panjang, yang dalam perkembangan
berikutnya dapat untuk mengenalkan letak
pecahan pada garis bilangan.
Mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa
Bila
kita mau mengubah pecahan campuran menjadi
pecahan biasa maka langkahnya merupakan
kebalikan dari mengubah pecahan biasa menjadi pecahan campuran.
Contoh: ubahlah
2 2 menjadi pecahan biasa.
5
C.
Metode Latihan dan Demonstrasi
1. Pengertian Metode Latihan dan Demonstrasi
Pengertian
metode secara umum adalah cara yang sistematis, yang digunakan guru dalam
mengorganisasikan penyajian materi pelajaran, kegiatan belajar peserta didik,
dan formasi tempat duduk mereka, dan dalam mngorganisasikan penggunaan media
pembelajaran atau alat peraga serta waktu yang digunakan agar peserta
didik dapat mncapai tujuan-tujuan
belajarnya.
Fungsi metode adalah sebagai alat
untuk mencapai tujuan pengajaran. Ini berarti, tujuan pengajaran berfungsi
sebagai pedoman bagi kita untuk menentukan metode mengajar yang akan kita
gunakan. Jadi masalah pemilihan metode yang tepat, kuncinya terletak pada
kemampuan kita dalam mengembangkan dan merumuskan tujuan pengajaran yang hendak
dicapai.
Metode
latihan adalah suatu metode dalam pendidikan
dan pengajaran dengan jalan
melatih anak-anak terhadap bahan
pelajaran yang sudah diberikan .
Metode
latihan ini digunakan setelah guru ceramah, kemudian ada waktu yang tersisa
maka si anak didik diperintahkan untuk latihan dari pelajaran yang telah
diterangkan dalam ceramah guru untuk dipraktekkan. Misalkan praktek menghitung
pembagian atau perkalian dari suatu bulangan tertentu.
Metode
latihan dan demonstrasi cukup luas, seperti latihan ; pemecahan soal,
olahraga/permainan, kesenian, keterampilan mengarang, bekerja dan lain-lain.
Pada umumnya metode ini berisi rangkaian kegiatan mengulangi suatu perbuatan,
sampai perbuatan tersebut dikuasai peserta didik .
Metode
latihan dan demonstrasi ini digunakan setelah guru ceramah, kemudian ada waktu
yang tersisa maka si anak didik diperintahkan untuk latihan dari pelajaran yang
telah diterangkan dalam ceramah guru untuk dipraktekkan. Misalkan praktek
menghitung pembagian atau perkalian dari suatu bilangan tertentu.
2. Penggunaan Metode Latihan dan Demonstrasi
Metode latihan dan demonstrasi ditujukan untuk
memperkuat tanggapan pelajaran pada
murid-murid. Pelaksanaannya
secara mekanis untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran dan
kecakapan
Kelebihan dari penggunaan metode latihan dan
demonstrasi antara lain :
a.
Dalam waktu yang
relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan keterampilan yang
diharapkan
b.
Para murid akan
memiliki pengetahuan siap akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar
secara rutin (terus menerus dan disiplin)
c.
Materi
pembelajaran akan mudah diingat karena seringnya latihan